Predikat paling terhormat tersebut tidak mudah didapat. Butuh berjuangan habis-habisan. Diraih skuadra Rahmad Darmawan tersebut usai menghancurkan PSMS 3-1 (1-1) (1-0), pada final Ligina XIII di stadion Jalak Harupat tadi malam (10/2).
Gol Sriwijaya FC, diukir bomber Anorue Obiora Richard menit ke-15′, Keith Kayamba menit ke-106′ dan Zah Rahan menit ke-114′. Sementara satu gol balasan PSMS dilesakkan James Koko Lomel menit ke-68.
Battle of Sumatera part 6 ini benar-benar dahsyat. Benturan keras kedua tim, tak terelakkan lagi. Wasit Purwanto (Kediri) mesti merogoh 9 kartu kuning, plus satu merah. Tujuh untuk SFC. Masing-masing Renato Elias menit ke-11′, Wijay 21′, Charis Yulianto 27′, Slamet Riyadi 59′,Ferry Rotinsulu 74′, Isnan Ali 91′ dan Alamsyah Nasution 102′.
Sementara dari PSMS Usep Munandar menit ke-3′ dan Gustavo Chena 63′. Kartu Merah diberikan pada Murphy Kumonple menit ke-43′. Akibat menarik baju Obiora. Sebelumnya Murphy sudah mengantongi kartu kuning menit ke-14′.
PSMS sendiri tampil garang. Peluang gol terjadi menyamakan kedudukan. Diantaranya lewat James Koko, Saktiawan Sinaga dan Gustavo Chena. Paling baik saat tandukan James menit ke-108′ bersarang. Namun terperangkap off side.
Inilah yang disebut Raja Sejati sepakbola nasional. Tim kali pertama meraih double winners. Sesuatu yang tak pernah dilakukan tim Indonesia manapun. Entah era perserikatan, Galatama hingga Ligina.
Selain itu kita telah disuguhi sepabola yang indah dan enak untuk ditonton walau sepanjang perjalanan liga maupun copa sempat beberapa kali tercoreng oleh aksi anarkis supporter, pemain dan lain sebagainya. Tapi disatu sisi kita dapat mengambil hikmah dari kejadian itu semua, semoga menjadi pembelajaran kedepan untuk menciptakan kompetisi yang lebih baik lagi dan menjadikan sepakbola pemersatu bangsa dan mengangkat nama bangsa Indoesia di kancah Internasional.
Kita telah lihat pertandingan antara Sriwijaya FC dan PSMS tadi, ketika masih bersama-bersama berada di lorong menuju lapangan skuad PSMS dan SriwijayaFC saling bercanda, ketika sedang berlaga dilapangan tak terlihat ketegangan yang berarti, apalagi protes keras kepada wasit, mereka benar-benar membanggakan “Sumatera” begitulah hendaknya saling bersaudara, ini hanya sebuah pertandingan dan tempat mencari nafkah, kadang kalah dan kadang menang semua sudah ada yang menetapkan kita tinggal menjalankan saja. Selamat buat SFC dan PSMS yang sudah memberikan tontonan bermutu tanpa ada huru-hara…apalagi saling bunuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar